Pengantar Jurnalistik
Dapet lagi nih tugas dari dosen Pengantar Jurnalistik, Tugas apa hayo ? 'ya gak jauh-jauh lah dari dunia jurnalistik, beberapa waktu yang lalu sih udah selesai tugas dari dosen pengantar jurnalistik ini 'Rekaman Berita (straight News 10File, Actuality Insert 5File, Voice Report 3File)' cukup menyita waktu dengerin radio yang sebelumnya gak pernah di setel. eh taunya sebagian dari isi kelas sekedar merekam berita yang ada di youtube, hhhahahaa 'agak nyesek dengernya' !!
Tugas kali ini masih mengenai berita ya' namanya juga pengantar jurnalistik ya kan, 'kali ini dapet perintah untuk membuat laporan berita radio, hey' kita orang bukan penyiar radio, ya tapi apa salahnya sih ngerjain. miapah ? 'Great Rate' !! Oke, Langsung aja kita menuju tugasnya, hmm' uda tau cara menulis laporan berita yang benar dan tepat ? ' kalo belum sebaiknya kita lihat dulu deh penjelasan berikut mengenai cara menulis berita !
CARA MENULIS BERITA
Berita adalah laporan peristiwa terbaru. Peristiwa lama bukan lagi
berita, paling-paling jadi berita basi. Peristiwa yang dilaporkan itulah
berita. Berita harus selalu mengandung hal baru. Sebagaimana akar kata
berita (news), yakni “new” (baru).
Unsur Berita: 5W+1H
Laporan itu berisi 5W+1H, enam unsur yang wajib ada dalam sebuah berita,
yakni apa yang terjadi (what, apa), apa penyebabnya atau kenapa terjadi
(why, kenapa), kapan kejadiannya (when), di mana (where), siapa yang
terlibat dalam kejadian itu atau siapa aktornya (who), dan bagaimana
kejadiannya (how).
Jadi, sebelum dituliskan, kumpukan dulu data-data tersebut (penuhi unsur
5W+1H), cek dan ricek, tabayun, yakinkah semuanya benar dan akurat.
Setelah itu, mulailah menulis berita.
Bahasa Jurnalistik: Sederhana dan Hemat Kata!
Fakta dan data yang sudah dihimpun dituliskan berdasarkan rumus 5W+1H
dengan menggunakan Bahasa Jurnalistik –spesifik= hemat kata, kalimatnya
pendek-pendek, baku, dan sederhana; dan komunikatif = jelas, langsung ke
pokok masalah (straight to the point), mudah dipahami orang awam.
Komposisi Naskah
Komposisi naskah berita terdiri atas Head (Judul), Date Line (Baris
Tanggal), yaitu nama tempat berangsungnya peristiwa atau tempat berita
dibuat, plus nama media Anda, Lead (Teras) atau paragraf pertama yang
berisi bagian paling penting atau hal yang paling menarik, dan Body
(Isi) berupa uraian penjelasan dari yang sudah tertuang di Lead.
Judul Berita: Aktif, Ringkas, Lengkap!
Berita diawali oleh judul. Judul berita harus ringkas, menggambarkan
isi, tapi berupa kalimat lengkap. Minimal terdiri dari subjek dan
predikat, mubtada dan khobar.
Contoh: BATIC Gelar Pelatihan Jurnalistik. BATIC =
Subjek. Gelar = Predikat. Pelatihan Jurnalistik = Objek. Salah kalau
judulnya begini: Pelatihan Jurnalistik BATIC. Itu baru subjek saja; cuma
mubtada, khobar-nya belum ada. Mestinya, Pelatihan Jurnalistik
BATIC Meriah (atau ‘Garing’? Seru? Heboh? Rusuh?). Baiknya yang tadi
itu, “BATIC Gelar Pelatihan Jurnalistik”.
Judul panjang belum tentu benar. Misal, Seminar Pendidikan Nasional di
UPI. Itu belum lengkap; baru subjek. Kenapa dengan Seminar Pendidikan
Nasional di UPI? Heboh? Sepi? Rusuh?
Romeltea News Formula: Tiga Rumus
Setelah itu, menulis lead atau teras berita, yakni paragraf atau alinea
pertama. Rumus termudah dalam menulis kata atau kalimat awal, ikuti
salah satu formula ini:
1. Who does what, siapa melalukan apa (Event)
2. Who says what, Siapa mengatakan apa (Opinion News)
3. What said by who, apa dikatakan siapa (Opinion News)
Setelah itu, teruskan dengan menuliskan unsur di mana (where), kapan
(when), mengapa (why), dan bagaimana (how). Tuangkan semuanya, secara
ringkas, dalam teras berita. Isi berita, body, merupakan penjelasan atau
perincian dari teras berita.
1. Contoh: Who does What
Bandung (ANTARA News) — Lima kelompok mahasiswa (WHO), Kamis (WHEN),
berunjuk rasa (does WHAT) di depan Gedung Sate Jalan Diponegoro Nomor 22
Kota Bandung (WHERE) untuk memperingati dua tahun kepemimpinan Presiden
SBY-Boediono (WHY).
Lima kelompok mahasiswa tersebut ialah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia (KAMMI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII), Forum Komunikasi Gerakan Muda Jawa Barat dan
Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (KM-ITB).
Lima kelompok mahasiswa secara bergiliran melakukan orasi di depan
pintu gerbang utama Gedung SateDua barikade polisi dari Polres Bandung
dan Satpol PP Jawa Barat tampak disiagakan di depan gerbang masuk utama
Gedung Sate.
Dalam aksinya, lima kelompok mahasiswa tersebut memiliki cara
masing-masing seperti KM-ITB membawa karangan bunga dan boneka
orang-orangan. Kelompok mahasiswa dari KAMMI, HMI dan PMII membawa
bendera masing-masing dan membentuk lingkaran besar saat melakukan
aksinya. Untuk mengamankan aksi tersebut, dua unit mobil water canon
dari Polres Bandung disiagakan di dalam Gedung Sate (HOW).
2. Contoh: Who says What
JAKARTA – Pengamat politik Indobaremeter M Qodari
(WHO), menilai sosok Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie layak maju
dalam bursa calon presiden pada Pemilu 2014 mendatang (says WHAT). Hal
itu karena Ical, sapaan akrab Aburizal Bakrie, memiliki kriteria untuk
maju dalam kontes tersebut. (WHY)
"Menurut saya wajar, asalkan beliau memiliki kapasitas dan kompetensi
untuk memimpin. Pak Ical punya syarat itu karena kan dia pengusaha
besar dan pernah memimpin organisasi-organisasi profesi, seperti
insinyur dan Kadin.
Sekarang kan dia juga di partai dan termasuk orang
pemerintahan,” ujar M Qodari saat dihubungi
okezone, Rabu (26/10/2011). (WHEN & WHERE) Selain seorang pengusaha dan tokoh organisasi, lanjutnya, Ical
memiliki peluang besar karena diusung oleh partai besar. Hal ini membuat
langkahnya untuk memenangkan pilpres terbuka luas.
“Aspek kedua adalah
dukungan parpol.
Dalam pilpres ini kan harus lewat parpol. Dalam pilpres
parpolnya juga harus parpol yang signifikan, Golkar kan partai besar karena itu beliau punya peluang besar juga dalam pilpres nanti,” tuturnya… dst. (HOW)
3. Contoh: What said by Who
KOMPAS.com — Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) diprediksi tetap akan bermain dua kaki meski
satu dari tiga menteri partai itu dicopot. (WHAT) Prediksi itu
dikemukakan pengamat politik Universitas Gadjah Mada, AAGN Ari
Dwipayana. (said by WHO).
“PKS akan lebih berhitung pragmatis. PKS akan main dua kaki,” katanya
seusai seminar di Dewan Perwakilan Daerah, Kompleks Parlemen, Senayan,
Jakarta, Rabu (19/10/2011).
Perbedaan pendapat tetap akan muncul di kalangan internal PKS. Ada
yang menginginkan PKS keluar dari koalisi, ada juga yang ingin PKS tetap
bertahan. Meski demikian, Ari memprediksikan, PKS akan tetap bertahan
menjadi anggota koalisi pendukung pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono-Boediono dengan tiga menteri yang tersisa. Apalagi, tiga
menteri itu tergolong menteri yang strategis.
Sementara di sisi lain, PKS akan bertambah kritis pada
kebijakan-kebijakan yang diambil Presiden. Sebab, Partai Demokrat dan
PKS akan menjadi kompetitor politik dalam pemilu mendatang. “Satu kaki
tetap bertahan di koalisi dengan tiga menteri, dan di sisi lain PKS akan
kritis terhadap kebijakan Presiden,” tegasnya.