Sabtu, 06 April 2013

CATATAN FACEBOOK


KACA MATA HITAM UNTUK HATI


[T]eristimewa untukku sebuah kata di hati
[E]ntah hingga kapan kamu akan mengerti
[K]ata yang terucap hanya untukmu  putri
[A]kan selalu menjadi teristimewa di hati


[T]erbenam hingga kini kau pahami
[E]nggan berucap lagi hingga kau di sisi
[K]ini aku hanya bisa menanti lagi
[I]nginnya hati yang tak pernah terlukai


[C]erita ini yang ingin aku uraikan untukmu
[I]nti perasaan yang tertanam dihatiku
[N]ilai dari sebuah kesucian hati yang tulus untukmu
[T]dak akan pudar hingga berakhir hidupku
[A]kankah semua ini membuatku mampu mencintaimu

                Raga yang hilang ditelan waktu yang menyimpan segala cerita tentang perasaan di hati, andai kau dapat mengerti hati ini tak mampu memilih apa yang orang lain pikir pantas untuk dipilih, mengapa kau hanya mampu melihat dengan mata yang tak peka terhadap sebuah kepantasan. Jika sang hati mampu melihat maka tak pantas juga untuk diberi kesempatan untuk memilih, entah kapan kau akan mengerti hati yang selalu berkata cinta untukmu ini hanya menggunakan tongkat cinta untuk merasakan bahwa kau pantas untukku. Jika kau tersadar nanti, berikanlah kaca mata hitam untuk hati ini agar kau menjadi satu-satunya yang akan selalu aku cintai, Kaca mata hitam yang akan menunjukan kebutaan hati ini yang tak akan pernah beralih haluan darimu.

Rabu, 13 Maret 2013

Tugas TEKOM


TEORI-TEORI KOMUNIKASI INTERPERSONAL

     1. Teori Tembusan Sosial (Social Penetration Theory)
  •  Altman & Taylor, 1973 
  •  Proses menjalin hubungan
  •  Tahap cetek – tidak intim – pribadi 
  •  Lebih banyak maklumat, lebih bersifat peribadi komunikasi
    Personaliti diri seperti bawang besar
    • Perkara luaran lebih kerap dan lebih awal diceritakan
    • Pendedahan ada resiprokal utk perkongsian
    • Tembusan cepat di prgkt awal, lambat di tengah
    • Proses kebalikan tembusan
   
Teori ini menyatakan dalam proses menjalin hubungan, komunikasi berubah daripada tahap cetek, tidak intim kepada tahap yang lebih mendalam dan peribadi dalam jangka masa tertentu. Dalam konteks ini proses komunikasi interpersonal adalah proses tembusan sosial yang bertujuan untuk berkongsi maklumat tentang diri dengan pasangan masingmasing. Menurut Altman dan Taylor, lebih banyak yang kita ketahui tentang pasangan kita maka lebih peribadi sifat komunikasi kita.
Proses pembentukan hubungan di antara dua individu dilihat oleh Altman dan Taylor sebagai proses menembusi lapisan bawang besar. Bawang mengandungi lapisan luar atau kulit nipis, diikuti dengan lapisanlapisan lain yang semakin ke dalam semakin kuat dan padat. Begitulah juga dengan lapisan personaliti diri kita. Proses mengetahui seseorang sebenarnya memerlukan kita menembusi kulit bawang supaya dapat masuk ke lapisan bawah kulit dan seterusnya ke bahagian tengah bawang. Kita hanya boleh mengetahui isi bawang selepas kita menembusinya. Malah kita boleh mengetahui diri orang lain kalau kita dapat berkomunikasi dengannya supaya proses pendedahan kendiri boleh berlaku seperti berikut :
(i)                 Perkara luaran lebih kerap dan lebih awal diceritakan kepada teman baru. Perbualan adalah pada tahap tidak formal.
(ii)               Pendedahan kendiri ada respirokal (timbal balik) yang membolehkan perkongsian.
(iii)             Tembusan berlaku dengan cepat pada peringkat awal perkenalan tetapi menjadi lambat selepas sampai ke lapisan yang lebih tengah. Selalunya kita tidak suka bercerita tentang perkara yang lebih peribadi. Pertahanan dalaman dan norma masyarakat melarang kita daripada terlalu banyak bercerita tentang perkara peribadi dengan kenalan baru. Hubungan selalu bertahan di tahap lama sebelum berubah ke tahap intim, sehingga ada kalanya hubungan terhenti atau berakhir jika berlaku perpisahan ataupun ketegangan.
(iv)             Proses kebalikan tembusan (depenetration) adalah proses menarik diri dari satu lapisan ke satu lapisan sama seperti dilalui pada peringkat tembusan.
 
2.Teori Pengurangan Ketidakpastian (Uncertainty reduction theory)
  •  Berger (1987)
  • Orang tidak dikenali – tidak pasti 
  • Mengawal kemesraan dgn menambah pengetahuan 
  •  Juga dikenali sebagai teori aksiomatik
Tahap-tahap dalam interaksi
  •  Fasa permulaan
  • Fasa peribadi 
  • Fasa exit
             Teori ini mengarah pada proses dasar dari bagaimana kita meningkatkan pengetahuan tentang orang lain . Ketika kita menghadapi orang asing, kita mungkin mempunyai keinginan yang kuat untuk mengurangi ketidakpastian tentang orang tersebut. Dalam situasi seperti itu, kita cenderung untuk tidak yakin tentang kemampuan orang lain untuk berkomunikasi tentang tujuan atau rencananya. Berger memproses bahwa orang mempunyai waktu yang sulit dengan ketidakpastian, bahwa mereka ingin mampu memperkirakan tingkah laku, dan bahwa mereka termotivasi untuk mencari informasi tentang orang lain. Tentu saja jenis pengurangan ketidakpastian ini adalah satu dari dimensi utama dari pengembangan sebuah hubungan.
Asumsi Teori Pengurangan Ketidakpastian   
  1. Orang mengalami ketidakpastian dalam latar interpersonal. 
  2.  Ketidakpastian adalah keadaan yang tidak mengenakkan, menimbulkan stress secara kognitif. 
  3.  Ketika orang asing bertemu, perhatian umum mereka adalah untuk mengurangi ketidakpastian mereka atau meningkatkatkan prediktabilitas. 
  4.  Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses perkembangan yang terjadi melalui tahapan-tahapan. 
  5. Komunikasi interpersonal adalah alat yang utama untuk mengurangi ketidakpastian. Kuantitas dan sifat informasi yang dibagi oleh orang akan berubah seiring berjalannya waktu. 
  6.  Sangat mungkin untuk menduga perilaku orang dengan menggunakan cara seperti hukum.
Aksioma Teori Pengurangan Ketidakpastian  
  1. Aksioma 1                                                                                                                              Komunikasi verbal, meningkatnya level jumlah komunikasi verbal yang dilakukan ketika tengah berkomunikasi dengan orang asing atau orang yang tidak dikenal, maka akan mengurangi tingkat ketidakpastian. Hal ini menyatakan adanya kebalikan atau hubungan negative antara ketidakpastian dan komunikasi verbal.
  2. Aksioma 2                                                                                                                        Kehangatan atau keakraban komunikasi non – verbal, ketika ekspresi – ekspresi non – verbal meningkat, situasi ketidakpastian akan semakin berkurang. pengurangan tingkat ketidakpastian, meningkatkan peningkatan ekspresi non-verbal.
  3. Aksioma 3                                                                                                                           Pencarian informasi, tingginya tingkat ketidakpastian bisa meningkatkan upaya – upaya seseroang untuk lebih aktif lagi dalam mencari informasi. ketika situasi ketidakpastian itu mulai dihindari, maka proses pencarian informasi pun semakin berkurang.
  4. Aksioma 4                                                                                                                              Tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam sebuah jalinan sebuah hubungan dapat mengurangi keintiman kualitas komunikasi. rendahnya situasi ketidakpastian dapat meningkatkan tingkat keintiman kualitas komunikasi.
  5. Aksioma 5                                                                                                                                Pertukaran, ketidakpastian yang tinggi, dapat meningkatkan pertukaran informasi diantara mereka.
  6. Aksioma 6                                                                                                                        Kesamaan, semakin banyak persamaan diantara mereka, semakin menurunkan tingkat ketidakpastian.
  7. Aksioma 7                                                                                                                               Selera, selera akan semakin menurun jika situasi ketidakpastian cukup tinggi. sebaliknya selera akan semakin meningkat jika tidak ada kondisi ketidakpastian.
  8. Aksioma 8                                                                                                                           Ketidakpastian berhubungan secara negative dengan interaksi dalam jaringan sosial. Makin orang berinteraksi dengan teman dan anggota keluarga dari mitra hubungan mereka, makin sedikit ketidakpastian yang mereka alami.
  9. Aksioma 9
    Terdapat hubungan kebalikan atau negative antara ketidakpastian dan kepuasan komunikasi.
3. Teori Pendekatan Interaksi (Interactional View) 
  • Paul Watzlawick (1967)    
  • Memahami proses membentuk dan mengekalkan hubungan interpersonal. 
  •  Interaksi sosial - Dysfunctional function keluarga 
  •  Aksiom pola komunikasi keluarga 
  •  Kita tidak boleh tidak berkomunikasi 
  •  Manusia berkomunikasi secara analogik dan digital 
  •  Komunikasi mengandungi isu dan hubungan 
  •  Hubungan menerangkan kandungan (metacommunication) 
Keadaan hubungan bergantung kepada bagaimana setiap pihak menandakan rangkaian komunikasi mereka. Semua komunikasi adalah komplementari.

4. Teori Disonan Kognitif (Cognitive dissonance theory)
               

Dikemukakan oleh Leon Festinger, (1957), selama bertahun-tahun, teori disonansi kognitif menghasilkan sebuah kuantitas penelitian yang sangat banyak dan buku kritisisme, interpretasi dan ekstrapolasi. Teori ini dimulai dengan gagasan bahwa pelaku komunikasi memiliki beragam elemen kognitif seperti sikap, persepsi, pengetahuan dan perilaku. Seluruh elemen tersebut tidak bisa terpisahkan, tapi saling berhubungan dalam sebuah sistem setiap elemen dari sistem tersebut akan memiliki satu dari tiga macam hubungan dengan setiap elemen dari sistem lainnya. Jenis hubungan pertama adalah kosong atau tidak berhubungan. Jenis hubungan kedua, adalah cocock (sesuai), dengana salah satu elemen yang menguatkan ataua mendukung elemen yang lain.   
Jenis hubungan ketiga adalah tidak cocok (disonansi). Ketidakcocokan terjadi dengan salah satu elemen tidak diharapkan untuk mengikuti yang lain. Ada dua dasar pemikiran yang menolak teori disonansi. Pemikiran pertama, disonansi menghasilkan ketegangan atau tekanan yang menciptakan keharusan untuk berubah. Dasar pemikiran kedua secara ilmiah mengikuti logika pemikiran pertama; di mana ketika disonansi hadir, individu bukan hanya akan mencoba untuk mengurainya, tetapi juga akan menghindari situasi-situasi adanya disonansi lain yang akan dihasilkan. Semakin besar disonansinya, semakin besar pula kebutuhan untuk menguranginya. Festinger memberikan 5 metoda menghadapi disonansi kognitif. Pertama, Anda dapat mengubah salah satu atau beberapa elemen kognitif (perilaku atau sikap). Kedua, elemen-elemen baru dapat ditambahkan pada salah satu sisi tekanan atau pada sisi yang lain.  
Ketiga, kita dapat melihat bahwa elemen-elemen yang tidak sesuai sebenarnya tidak sepenting biasanya. Keempat, kita dapat melihat informasi yang sesuai, dengan membaca kajian-kajian terbaru mengenai sebuah topik. Kelima, mengubah atau menafsirkan informasi yang ada dengan cara yang berbeda. Jumlah disonansi yang dialami sebagai hasil sebuah keputusan bergantung pada 4 variabel. Yakni kepentingan keputusan, ketertarikan pada alternatif yang dipilih, semakin besar ketertarikan yang dirasakan dari alternatif yang dipilih, semakin besar disonansi yang akan dirasakan, dan terakhir, keterpaksaan atau diperintahkan untuk melakukan atau mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan keyakinan atas nilai-nilai pribadi. 
Teori disonansi menyatakan, semakin sulit permulaan seseorang masuk ke sebuah kelompok, semakin besar komitmen terhadap kelompok tersebut. Teori disonansi lain juga menyatakan, semakin besar jumlah upaya yang dikerahkan seseorang dalam sebuah tugas, orang tersebut akan merasionalisasikan nilai tugas tersebut.
  

     5. Teori Komunikasi Simbolik (Interactionism Symbolic Theory)
     

               Dikemukakan oleh George H. Mead, pentingnya komunikasi bagi kehidupan dan interaksi social melalui makna yang diciptakan. Adanya kekaguman terhadap kemampuan manusia dalam menggunakan symbol sesuai dengan makna yang muncul dari situasi tertentu. 
      Hal-hal yang penting dalam teori ini:
  1. Makna (Meaning) 
  • Setiap individu akan berusaha membentuk makna yang sama melalui proses komunikasi. 
  •  Makna yang diberikan merupakan hasil dari proses komunikasi. 
  •  Individu akan bertindak sesuai dengan makna yang diberikan oleh orang lain kepadanya. 
  •  Konsep Diri (Self Concept)

ü  Berawal dari diri sendiri
ü  Timbul pertanyaan “Siapakah Saya ?”
ü  Adanya sense of self
ü  Berkembang melalui interaksi
ü  Adanya prediksi pemenuhan diri (Self Fulfilling Prophecy)
·         Interaksi
ü  Hubungan antara individu  dan masyarakat
1.      Orang dan kelompok dipengaruhi oleh proses social budaya : asumsi yang mengakui norma-norma social membatasi perilaku individu.
2.      Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial : asumsi yg mempertanyakan pandangan bahwa individu dapat memodifikasi situasi sosial.
Teori Mead sangat mengacu pada tiga aspek utama yakni Mind, Self and Society. Ketiga hal ini sangat berhubungan satu sama lain.
Mind (Pikiran), merupakan kemampuan menggunakan symbol-simbol, baik secara verbal maupun non verbal dimana symbol-simbol ini memiliki makna yang sama. Ada tiga hal utama dalam konsep pemikiran ini, yakni bahasa, pemikiran dan pengambilan peran.
Ø  Bahasa (Language), salah satu sarana untuk melakukan suatu interaksi dengan orang lain. Bahasa ini dapat berupa symbol-simbol, baik verbal maupun non verbal. Dengan bahasa, dapat terjadi suatu pertukaran makna atau symbol signifikan. (symbol signifikan: symbol yang mempunyai makna yang sama bagi semua orang).
Ø  Pemikiran(Thought) : Percakapan di dalam diri seseorang (Mead), tanpa rangsangan sosial dan interaksi dengan orang lain, orang tidak akan mampu mengadakan pembicaraan dalam dirinya sendiri.
Ø  Pengambilan Peran(Role Taking) : kemampuan secara simbolik menempatkan dirinya sendiri dalam khayalan orang lain. Disebut juga pengambilan persfektif.
Diri (Self)
> Kemampuan untuk merefleksikan diri sendiri dari perspektif orang lain.
>Cermin diri (looking-glass self) : kemampuan diri kita melihat diri kita sebagaimana diri kita dilihat oleh orang lain.
>Atau pantulan penilaian (reflected appraisals) : persepsi orang bagaimana orang lain melihat mereka.
> Efek Pigmalion : hidup di atas atau di bawah harapan orang lain mengenai kita.
Masyarakat
            Mead,  jejaring sosial yang dinamis. Dua bagian pending masyarakat mempengaruhi pikiran dan diri (Mead) :
>  Orang lain secara khusus (particular others), individu-individu dalam masyarakat yang signifikan bagi kita.
>  Orang lain secara umum (generalized others), cara pandang dari suatu kelompok sosial/budaya sebagai satu keseluruhan. Disebut juga sikap dari keseluruhan komunitas.


KRITIK TERHADAP TEORI
Teori Interaksi Simbolik merupakan teori yang telah mengakar selama 60 tahun. Dari grand teori ini telah dikembangkan berbagai macam teori lain. Teori ini menonjolkan pengenalan diri dan mengenal diri dalam masyarakat.
            Kritik utama pada ruang lingkup, kegunaan dan kemungkinan pengujian.

KRITIK
Ruang lingkup yang terlalu luas, yang menyangkut proses pembentukan makna perilaku luas yang mencakup kehidupan secara luas. Teori akan menjadi tidak jelas dan akan susah diaplikasi dalam kehiduapan sehari-hari. Selain itu, dua alas an utama bahwa teori ini tidak berguna, yaitu terlalu focus terhadap individu dan melupakan konsep-konsep lainnya seperti seperti emosi dan penghargaan diri.
 
      5. Teori Kontruktifisme (Constructivism Theory)

Dikemukakan oleh Miller, 2005 : 105. Adalah pendekatan secara teoritis untuk  komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jesse Delia dan rekan-rekan sejawatnya. Teori kontruktivisme menyatakan bahwa individu menginterprestasikan dan beraksi menurut kategori konseptual dari pikiran. Realitas tidak menggambarkan diri individu namun harus disaring melalui cara pandang orang terhadap realitas tersebut. Kontruktivist melakukan pendekatan pemahaman produksi pesan dimulai dari system kognitif individu.
George Keely dalam Ardianto (2007 : 158) menegaskan cara pandang pemahaman pribadi seseorang dilakukan dengan pengelompokan peristiwa menurut persamaan dan perbedaannya. Perbedaan ini menjadi dasar penilaian ihwal system kognitif individual bersifat pribadi dan karenanya berbeda dengan kompleks. Individu yang cerdas secara kognitif dapat membuat banyak perbedaan dalam satu situasi disbanding orang yang secara kognitif. Differensiasi ini mempengaruhi bagaimana pesan menjadi kompleks.
Delia dan koleganya kemudian menegaskan hubungan antara kompleksitas kognitif dengan tujuan dari pesan. Pesan sederhana hanya memiliki satu tujuan sementara pesan kompleks memiliki banyak tujuan. Dalam komunikasi antarpersona pesan-pesan sederhana berupaya mencapai keinginan satu pihak saja tanpa mempertimbangkan keinginan orang lain. Sementara pesan kompleks dirancang memenuhi kebutuhan orang lain pada pesan kompleks inilah komunikasi antarpersona dapat tercipta. Kontruktivisme dengan demikian dapat dikategorikan komunikasi yang berpusat pada orang (komunikasi berbasis diri) dan differensiasi kognitif menunjukan adanya desain pesan.
  

     6. Teori Penilaian Sosial (Social Assessment Theory)

Dikemukakan oleh Sherif dan Hovland (1961), mencoba menggabungkan sudut pandangan psikologi, sosiologi dan antropologi.mereka mengatakan bahwa dalil yan mendasar dari teorinyaini adalah oan yang membentuk situasi yang penting buat dirinya. Jadi ia tidak ditentukan oleh factor intern (sikap, situasi dan motif) maupun ekstern (obyek, orang-orang dan lingkungan fisik). Interaksi dan factor intern dan ekstern inilah yang menjadi kerangka acuan dari setiap perilaku. Pasokan-pasokan inilah yang dianalisis oleh Sherif dalam teorinya dan dicari sejah mana pengaruhnya terhadap penilaian social dilakukan oleh individu.
Jadi teori penilaian social ini khususnya mempelajari proses psikologis yang mendasari pernyataan sikap dan perubahan sikap melalui komunikasi. Anggapan dasarnya adalah bahwa dalam menilai manusia membuat deskripsi dan kategorisasi khusus. Dalam kategorisasi manusia melakukan perbandingan-perbandingan diantara berbagai alternatifyang disusun oleh individu untuk menilai stimulus-stimulus yang dating dari luar.
Oleh karena itu kita harus memahami penilaian social dari segi:
·         Skala Penilaian
Dalam hal ini bagaimana terjadinya penilaian pada diri individu, Sherif mengemukakan bahwa dalam percobaannya dia memberikan sejumlah benda dan setiap benda itu menyatakan mana yang lebih berat dan mana yang lebih ringan.
Disitulah jelas sifat yang akan dinilai dan makin jelas patokan-patokan yang akan disusun agar penilaiana makin mantap. Misalnya orang diberikan barang/benda yang dapat ditimabang yang beratnya bervariasi antara 5-100gram. Dan orang percobaan tersebut disuruh menetapkan 50gram sebagai patokannya, maka menggolongkan benda yang brat dan yang ringan ini stabil sebaliknya kalau sifat yang ditimbang itu meragukan dan tidak ada patokan jelas, maka penilaian akan labil.
·         Efek asimilsi dan kontras
Dalam kehidupan sehari-hari, kadang orang-orang haruse menggunakan patokan-patokan diluar batas-batas yang diberikan oleh stimulus yang ada. Efek dari patokan ini bergantung dari jauh dekatnya patokan dari stimulus. Jadi penilaian yang mendekati patokan disebut asimilasi. Yaitu patokan yang dimasukkan kedalam rangkaian stimulus dalam batas rangkaian stimulus diperbesar. Sehingga mencakupi paotkan. Dan penilaian yang menyalahi patokan disebut kontras.
·         Garis lintang penerimaan, penolakan dan ketidakterlibatan
Perbedaan akan variasi antara individu akan mendorong timbulnyakonsep-konsep tentang garis-garis lintang. Garis lintang penerimaan adalah rangakaian posisi sikap yang dapat diberikan, diterima dan ditolerir oleh indivudu. Garis lintang penolakan adalah rangkaian posisi sikap yang dapat tidak diberikan , tidak dapat diterima dan tidak bias ditolerir oleh indivudu. Garis lintang ketidak terlibatan adalah posisi-posisi yang termasuk dalam lintang yang pertama. Jari garis-garis lintang ini akan menentukan sikap indiviru terhadap pernyataan dalam situasi tertentu.
·         Pola penerimaan dan penolakan
Jika seorang individu melibatkan sendiri dalam situasi yang dinilainya sendirimaka ia akan menjadi patokan. maka makin tinggi ia terliat makin tinggi pula dan sedikait hal-hal yang ditermanya. Sebalikanya ambang penolakan semakin rendah sehingga makin banyak hal-hal yang tidak bias diterimanya.
·         Penilaian social dan penilaian sikap
Komunikasi menurut Sherif dan holand bisamendekatkan sikap individu dengansikap orang lain.tetapi bias juga menjahui orang lain. Hal ini tergantung dari posisi awal tersebut terhadap individu lain. Jika posisi awal mereka saling berdekatan, komunikasi akan semakin memperjelas persamaan-persamaan diantara mereka dan sehingga terjadilah pendekatan. Tetapi sebaliknya, jika posisi awal saling berjauhan, maka komuniksi akan mempertegas perbedaan dan posisi mereka akan saling menjahui.

    7. Teori Kemungkinan Elaborasi (elaboration likelihood theory)

Richard Petty dan John Cacioppo adalah tokoh-tokoh yang mengembangkan teori kemungkinan elaborasi (elaboration likelihood theory/ELT), mencoba memahami semua perbedaan yang ada. ELT adalah teori persuasi karena teori ini mencoba untuk memprediksi kapan dan bagaimana Anda akan dan tidak akan terbujuk oleh pesan. Teori ini mencoba untuk menjelaskan dengan cara berbeda di mana Anda mengevaluasi informasi yang Anda terima. Kadang juga, Anda mengevaluasi pesan dalam cara yang rumit, menggunakan pemikiran yang kritis, dan kadang-kadang Anda melakukannya dengan cara yang lebih sederhana dan cara yang kurang kritis. 

Ada dua rute untuk mengolah pesan, rute sentral dan periferal. Elaborasi atau berfikir kritis terjadi pada rute sentral, sementara ketiadaan berpikir secara kritis terjadi pada rute periferal. Dengan demikian, ketika Anda mengolah informasi melalui rure sentral, Anda memikirkan secara aktif dan mempertimbangkannya berlawananan dengan yang telah Anda ketahui, Anda menanggapi semua argumen dengan hati-hati. Jika sikap Anda berubah hal tersebut mengarahkan Anda pada perubahan relatif kekal dan memengaruhi bagaimana Anda berperilaku sebenarnya. 

Ketika kita mengolah informasi melalui rute periferal, Anda akan sangat kurang kritis. Perubahan apapun yang terjadi, kurang berpengaruh pada bagaimana Anda bertindak. Namun, karena kecenderungan elaborasi adalah sebuah variabel, Anda akan menggunakan kedua rute tersebut sampai taraf tertentu, bergantung pada seberapa besar keterkaitan personal isu tersebut terhadap Anda. 

Dan jumlah pikiran kritis yang Anda terapkan pada sebuh argumen bergantung pada dua faktor yakni motivasi dan kemampuan Anda. Motivasi paling tidak terdiri atas tiga hal. Pertama, keterlibatan atau relevansi personal dengan topik. Kedua, dalam motivasi adalah perbedaan pendapat. Kita cenderung lebih memikirkan pendapat yang berasal dari beragam sumber. Dan faktor ketiga adalah kecenderungan pribadi terhadap cara berpikir kritis. Orang yang suka mempertimbangkan pendapat, lebih menggunakan pengolahan secara sentral daripada mereka yang tidak suka akan hal tersebut.
Sumber : Dari Berbagai Sumber